Statistik Celurit Sampang Madura

Di samping pertanian,aktivitas-aktivitas di bidang pertenakan,perdangan,kelautan(nelayan,perikanan,pelayaran) dan usaha kerajinan merupakan sumber pendapatan alternatif,khususnya berupa kerajinan pembuatan senjata tajam,cukup menonjol.Hasil pemantauan lapangan di beberapa desa(ibu kota kecamatan),setiap hari pasaran selalu terdapat beberapa orang pedagang yang secara khusus menjual hasil kerajinan tersebut. Setiap pedagang senjata tajan selain menggelar berbagai jenis senjata tajam yang biasa digunakan untuk kegiatan pertanian dan rumah tangga,juga menyediakan sekitar 10-15 celurit yang biasa digunakan untuk carok (1) .Jenis celurit yang paling populer adalahArek Takabuwan (2) selain itu ada yang disebut dhang osok (3), tekos bu-ambu (bentuk nya seperi tikus yang sedam diam). Lancor (sejenis celurit yang memiliki variasi lengkungan yang terdapat diantara tempat pegangan tangan dan ujung senjata tajam),bulu ajem ( mirip bulu ayam), kembang turi,monteng,sekken (4), laddhing pangabisan (5) (pisau belati), calo' (sejenis celurit tapi mempunyai lekukan di bagian batang tengah tubuh), bhirang atau bhiris (keduanya jenis parang) koner,langkeng dan thombak (tombak).
Celurit untuk carok selalu di taruh secara tersembunyi di balik tempat penjualan. Hal ini di maksudkan agar mereka terhindar dari operasi yang biasa dilakukan oleh aparat kepolisian.Sebab, menyimpan, membawa, apalagi menjual senjata tajam tanpa ijin merupakan suatu tindakan kejahatan yang akan terkena sanksi hukum, sesuai pasal 2 ayat (1) Undang-undang Darurat nomer 12 tahun 1951. Meskipun semikian setiap orang yang memerlukan celurit itu dapat dngan mudah membelinya setelah berbisik-bisik dengan pihak pedagang.Sebilah celurit yang kualitas nya baik karna terbuat dari baja murni atau rel kereta api dengan ukuran panjang sekitar 40-50 cm, harganya dipasaran gelap berkisar Rp 250.000 sampai Rp 500.000. Celurit yang kualitas nya sedang atau rendah karena bahannya dari besi biasa dengan ukuran panjang yang sama, harganya berada di bawah nya paling murah sekitar Rp 100.000.
Jika pada satu pasar desa setiap hari pasaran terdapat sekitar 10 orang pedagang senjata tajam, berarti pada saat itu tersedia sekitar 100-150 celurit khusus untuk kepentingan carok. Karena hari pasaran berlangsung dua hari dalam seminggu, berarti selama seminggu akan tersedia sampai 200-300 celurit. Kabupaten Sampang terdiri dari 14 wilayah kecamatan, berarti dalam seminggu terdapat sekitar 3000-5000 celurit (6) menurut pengakuan beberapa pedagang setiap hari ereka dapat menjual rata-rata antara 2-3 celurit. Ini berarti bahwa setiap minggunya akan terjual sekitar 40-60 celurit. Data iini menginikasikan bahwa carok di Madura khususnya Kabupaten Sampang bukan lagi suatu kemungkinan, melainkan dapat sikatakan sebagai keniscayaan.
-> ( 1 )Celurit jenis ini mudah dibedakan dari celurit untuk carok dengan hanya melihat bentuk nya yang tidak melengkung dengan sempurna dari batas pegangan sampai ujung.Selain itu, karena bahannya bukan dari baja murni dan pengerjaannya yang terkesan tidak rapi, maka permukaannya terkesan kasar dan agak hitam. Celurit untuk carok permukaannya putih mengkilap dan sangat halus, yang menandakan tingkat ketajaman yang sangat tinggi.

-> ( 2 )Arek Takabuwan adalah jenis celurit yang sangat banyak diminati oleh banyak orang Madura. Nama Takabuwan diambil dari desa tempat di buatnya yaitu Desa Takabu,celurit ini dimana bentuknya sangat bagus, tingkat ketajamannya bisa di andalkan karena bahannya terbuat dari campuran besi berkualitas baik. Badan celurit berbentuk melengkung mulai dari batas pegangan sampai ujung. Hal yang menarik, lengkungan celurit ini sangat serasi dengan panjang nya yang hanya sekitar 34-40 cm.Pegangannya terbuat dari bahan kayu yang biasanya di cat warna hitam atau coklat tua, yang panjang nya hanya 7,5-10 cm cukup pas untuk pegangan tangan orang dewasa biasanya orang yang memiliki jenis ini bukan untuk tujuan dipakai sebagai alt rumah tangga atau menyabit rumput,melainkan sebagai sekep (senjata tajam yang sengaja selalu dibawa pergi untuj tujuan "menjaga segala kemungkinan" jika sewaktu-waktu terjadi carok). Harga senjata tajam ini dipasaran sekitar Rp 150.000-Rp. 200.000 ribu.
-> ( 3 )Dhang osok diambil dari nama buah pisang yang ukurannya lebih panjang dari rata-rata orang biasa. Kata "Dhang" merupakan singkatan dari kata "Geddhang"( Indonesia : Pisang),sedangkan "osok" merupakan dari jenis pisang tersebut. Senjata tajam ini memiliki bentuk seperti buah pisang yang banyak di temukan di Madura panjang nya melebihi rata-rata celurit( Madura : Are') pada umumya yang hanya sekitar 40 cm. Badan senjata agak lengkung panjang sekitar 60 cm dan mempunyai pegangan yang terbuat dari bahan kayu dengan ukuran panjang sekitar 40 cm. Senjata ini dimiliki oleh orang madura bukan untuk keperluan rumah tangga melainkan untuk mempertahankan diri karena bentuknya yang melebihi ukuran celurit pada umumnya jenis senjata tajam ini tidak bisa dibawa bepergian, tetapi ditaruh di dalam rumah yang sewaktu-waktu dapat di ambil dengan cepat bila diperlukan, Oleh karena itu harga dari celurit ini mahal dikarenakan bahannya teruat dari bekas rel kereta api yang kisaran harganya adalah Rp 300.000 ribu.
-> ( 4 )Sekken adalah sejenis pisau namun berukuran kecil panjang tidak lebih dari 15 cm lebar sekitar 3 cm karena ukurannya kecil senjata tajam ini selain dapat ditaruh dan di sembunyikan di balik baju juga mudah di bawa kemana-mana tanpa mengundang kecurigaan dari orang lain. Bagi orang di Madura pedesaan sudah merupakan rahasia umum bahwa hampir setiap oran Blater dapat dipstikan selalu menyelipkan senjata tajam ini di balik bajunya jika mereka tidak membawa celurit (are' takabuwan) atau pisau(laddhing pangabisan).

-> ( 5 )Pisau ini berukuran panjang sekitar 40 cm dan lebar 7,5cm, lebih panjang dan lebih lebar dari ukuran pisau biasa.Selain itu, pisau ini sangat terkenal ketajamannya karena terbuat dari baja murni,sehingga harganya cukup mahal yaitu berkisar antara Rp.75 ribu sampai Rp.100 ribu. Menurut pengakuan beberapa orang blater,kelebihan senjata jenis pisau dibandingkan celurit adalah pada bentuknya yang lurus sehingga lebih mudah diselipkan di balik baju dan tidak kelihatan dari luar.
-> ( 6 )Bandingkan situasi Madura pada sekitar abad ke-19,yang ditengarai jumlah senjata tajam ketika itu sangat banyak,seolah-olah bisa menimbun selat Madura. Oleh karena itu pemerintah kolonial mengeluarkan larangan membawa senjata tajam bagi penduduk Madura.

Sumber : A. Latief Wiyata,Carok,PT LKiS Pelangi Aksara, 2002

Artikel Terkait :



0 komentar:

Posting Komentar