Gamelan Madura

Dapat dipastikan Gamelan Madura adalah pungutan dari Gamelan Jawa dan merupakan karya ciptaan kaum bangsawan keraton yang memiliki hubungan kekerabatan dengan kebangsaan Jawa hubungan kekerabatan itu adalah Keraton Sumenep dan Keraton Solo yang sangat mungkin mendorong masuknya jenis kesenian seperti Gamelan,tembang macapat, mungkin juga tayuban dan wayang topeng. Kini kesenian setidaknya hidup baik di perdesaan maupun di perkotaan, bahkan lebih menonjol lagi di desa meskipun telah mengalami berbagai transformasi *

Bahasa Madura mengenal beberapa istilah untuk menyebut beberapa perangkat Gamelan itu : Tabbhuwan, Kleningan atau Kaleningan,keleningan dan Ghamellan. Istilah-istilah itu tidak digunakan secara teratur dan mempunyai arti yang kurang lebih sama. Thabbuwan  cenderung digunakan untuk orkes sebagai ensembel instrument. Istilah Ghamellan menyangkut suatu perangkat lengkap yang menyertai acara Tayuban.
Pada abad-abad terakhir masa Jawa Timur (Hindu) bagian-bagian dari gamelan seperti yang terdapat sekarang praktis sudah ada semua,instrumen yang yang membentuk Gamelan dikenal dan telah dimainkan pada jaman Singasari dan Majapahit, tidak ada bukti instrumen-instrumen itu telah dikombinasikan untuk membentuk ensambel seperti Gamelan modern. Dapat di duga dan pasti tidak jauh dari kebenaran bawa pada abad-abad akhir masa Hindu-Jawa terdapat dua tipe utama perangkat Gamelan.yang pertama adalah  suatu kombinasi perangkat feminim yang mencakupi berbagai instrument yang bersuara halus, yang digunakan untuk musik kamar, misalnya Gender, Ghambhang dan Suling. yang kedua adalah sebuah ensambel maskulin untuk penggunaan maskulin pula dan terdiri dari instrumen besar yang bersuara keras misalnya Ghendang, simbal (yang kini hampir hilang di Jawa, tetapi masih populer di Bali) serta berbagai jenis Gong, baik gong yang di gantung ataupun yang ditaruh di lantai. Kemungkinan besar perangkat itu dimainkan di luar, diperkemahan serdadu, digunakan untuk musik perang dan untuk membuka dan mengiringi upacar-upacara (di Candi-candi)
Gamelan Madura hampir selalu di setem berdasarkan dasaran nada pentatonis salindru (juga salendro atau salendru: berasal dari salendro dalam bahsa jawa dan bahasa indonesia) yang terdiri dari lima not yang berjarak hampir sama di dalam satu oktaf. Dasaran nada pelog(terdiri dari 6 atau 7 terbagi di dalam satu oktaf berdasarkan kedua pelog yang ada) bersama salindru  hanya digunakan dahulu di Keraton Sumenep sesuai dengan kebiasaan Gamelan jawa. peta-peta yang berdasarkan dari suatu survei resmi yang dilakukan beberapa waktu sebelum tahun 1933 di kalangan regen jawa dan madura untuk mengetahui jumlah gamelan dan wayang yang ada di daerah kekuasaan mereka, menunjukkan bahwa daerah Batuputih Sumenep didominasi oleh orkes slendro(tak lebih dari 20% adalah orkes yang menggunakan pelog); daerah sumenep sementara di catat sebagai satu daerah dimana dasaran-nada slendro dominan untuk musik vocal, dengan satu Gamelan per 3001-4000 jiwa. selain itu bahwa lagu kanak-kanak di Madura selalu menggunakan dasaran-nada slendro dan tak pernah menggunakan dasaran nada pelog. Di bawah ini tertulis nama Madura untuk tiap-tiap not dari dasaran nada slendro itu.
 petthet, raja, tenggu', lema', barang, petthet kene'
 1          2         3         5           6             i                                 
Gamelan adalah orkes yang terdiri dari metalofon dan ghendhang berkulit dua. Suling (soleng), yaitu instument tiup dari bambu, kadang-kadang dimasukkan dalam orkes itu seperti juga  siter dan sebuah xilofon 9 ghambang). Pemain berjumlah antara sembilan dan empat belas orang. Penyusunan orkes tergantung pada fungsinya apakah untuk pementasan topeng, ludruk (loddrok),tayub atau tembang mamaca.

* Adanya perangkat Gamelan di Madura, terutam yang berpusat si Kabupaten Sumenep, merupakan akibat pengaruh Jawa lewat kerajaan-kerajaan di Madura. Keraton-keraton Sumenep dan Bangkalan erat sekali hubungan kekerabatan mereka dengan kerajaan-kerajaan jawa, lebih-lebih setelah jaman Mataram. bahkan seni karawitan telah berkembang dan hidup di kalangan para bangsawan Madura saja. ketika pengaruh mereka merosot, Gamelan ikut merosot.

Artikel Terkait :



0 komentar:

Posting Komentar