Menurut sumber,Masjid Madekan di bangun oleh Ario Langgar Cucu Lembupetang seorang Kamituwo yang pada saat itu berkuasa si Samapang. Lembupetang adalah putra dari dari Raja Majapahit yang terakhir dari perkawinan nya dengan seorang Putri Campa (salah satu provinsi di Kamboja). ia kemudian belajar kepada Raden Rahmat (Sunan Ampel) di Surabaya dan meninggal dunia di sana.
Sumber lain menyebutkan masjid yang letak nya di pinggiran Kota Sampang itudi bangun pada masa pemerintahan Cakradiningrat IV yang berasal-usul pada Ratu Ebu Bangkalan.Sedangkan, adalah Putri Sunan Giri yang di nikahi oleh Raden Praseno bergelar Cakradiningrat I.
Meskipun belum diketahui pasti siapa dan kapan berdirinya Masjid Madekan, Namun tidak dapat di pungkiri Masjid ini di bangun oleh Raja yang berkuasa di Sampang hal itu dapat di buktikan dengan adanya Gapura yang masih berdiri kokoh di samping kiri Masjid.
Raja yang pernah berkuasa di Sampang antara lain :
Raja Lembupetang
Raja Cakradiningrat I
Raja Raden Ario Purbonegoro (Putra Cakradiningrat II)
Adipati Pamadekan
dan lain lain.
Bukti lain yang memberikan petunjukbahwa Masjid ini di dirikan oleh Raja Sampang terdapat nya pesarean (makam) Raja-raja di sekeliling Masjid. antara lain Pesarean Ario Langgar yang di duga kuat pembangun Masjid,kemudian di belakang Masjid Madekan terdapat bangunan (Congkop,Madura)yang di dalam nya terdapat makam Raja-raja yang salah satunya adalah Raja Cakradiningrat II
Sedangkan di samping kiri terdapat bangunan serupa yang di dalam nya di semayamkan Raden Baharuddin anak keturunan Ratu Ebu dan anak keturunan yang lain adalah Moh.Noer mantan gubernur Jawa Timur.
Sumpah Pocong
Perihal mengapa Masjid Madekan menjadi mayur menjadi tempat melakukan Sumpah Pocong ( Masyarakat Sampang dan sekitarnya menyebutnya dengan "Sompa Madekan" ) tidak di ketahui pasti.Abdul Halim yang telah 15 tahun bertugas sebagai "penyumpah" mengaku tidak mengetahui apa sebab nya menurutnya pekerjaan itu diwarisi nya dari orang tua nya.hanya menurut Abdul Halim kemasyurannya di duga karena "keampuhannya" mendatang kan bala.lebih lanjut di katakan ketika ayahnya dulu bertugas menyumpa,mereka yang bersalah akan mendapat bala langsung ketika turun dari masjid usai bersumpah.menurut pengalamnya kini orang yang di sumpah nya akan terkena bala dalam tempo yang bervariasi ada yang 40 hari,seminggu,sehari semalam,bahkan ada yang belum tiba di rumahnya,bala sudah turun.
Bentuk bala yang menimpa mereka adalah meninggal dunia. Abdul Halimkemudian menunjuk contoh terbaru yang katanya yang hanya sehari semalam lalu meninggal dunia sesudah di dahului muntah darah yang hebat.bentuk lainnya ada yang sekujur tubuh ya tiba-tiba menjadi kaku sehingga tidak dapat berdiri dan senantiasa dalam posisi jongkok untuk bala yang seperti ini suluit di sembuhkan kecuali menunggu ajal
Oleh karena akibat yang fatal itulah orang bersengketa yang datang minta di sumpah tidak begitu saja dilayani.
Sumber : Masji-masjid bersejarah di Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar